Pagi yang indah ini aku bangun dengan semangat baru, berdoa dan beribadah tidak luput olehku karena disini aku hanya seorang Hamba yang memiliki SangPencipta. oh ya, namaku Tino, sekarang aku masih duduk di bangku SMP loh. ya, aku masih dalam proses pencarian jati diri siapa diriku sebenarnya, hehe. Di hari ini aku sedikit bersantai karena sekarang adalah hari minggu, dan waktuku untuk bermain sepuasnya dengan teman-teman di rumah.
Lingkungan rumahku bukan perumahan besar dimana mereka sibuk masing-masing hingga dengan tetangga saja tidak akrab. aku bersyukur karena banyak teman tidak hanya di sekolah tetapi di rumahku sendiri.Oh ya seperti pada umumnya di usia ini aku mulai menyukai perempuan loh, yah masih normal kan, dan sekarang adalah hari minggu dimana saatnya aku bermain dan untungnya aa rapat remaja, di mana "dia" juga ikut dalam itu, hehe
Remaja usia ku memang sudah disuruh untuk menggerakan perkumpulan remaja yang ada di sekitar-ku, meski masih SMP tetapi aku dan kawan-kawan berlatih mengurus sebuah perkumpulan, karena mereka yang sudah bekerja dan lulus SMA biasanya sudah sibuk dengan pekerjaan mereka. yah di samping itu ayahku juga seorang yang dikenal oleh warga sekitar.
Oh iya, pada rapat itu aku tidak fokus terhadap apa yang di sampaikan, karena aku terus menatapi dia, hehe. nama dia adalah Nuri, seorang gadis manis yang usianya dibawahku satu tahun dan uniknya lagi satu SMP yang sama, hehe. Lanjut cerita, pada usiaku seperti ini aku sudah diberikan handphone, ya tidak aku sia2kan lah, aku sering sms-an dengan dia. Tidak sering aku sms dia, hanya sekedar memberi pesan2 lucu, dan terus di lanjutkan. Ingin sekali aku mengungkapkan perasaanku kepadanya, tapi aku sangat malu, dan aku tak berani untuk mengungkapkkannya.
Nah itu lah aku, meskipun disini aku banyak bercerita aku adalah orag yang pemalu, dan aku tidak terlalu terkenal di sekolahku, aku juga idak memiliki paras yang sangat tampan, biasa saja sih. Dia juga seseorang yang pemalu juga sih, ya emang sih perempuan lebih pemalu dibandingkan seorang pria. jarang ada perempuan yang mengungkapkan perasaanya terlebih dahulu. Akhirnya aku terus memendam rasa ini, karena bersama teman-temanku aku sudah merasa nyaman, karena temanku juga jarang yang mempunyai pacar.
Matahari terulah berganti dengan Bulan, dan aku tetap seperti ini seorang yang pemalu, hingga pada akhirnya aku mendengar kabar kabar dari temanku Ali bahwa di depan rumah Nuri ada laki-laki yang bermain ke rumahnya. oh ya disini aku ingin menceritakan teman-teman rumahku, yang tadi Ali dia adalah kakak kelasku, aku sering bermain ke rumahnya untuk bermain PS sewaktu dulu, kalau di perkumpulan juga dia partnerku, sesama kabid (kepala bidang) aku bendahara dan dia sekretaris. ada temanku Sandi dan Dani yang menjadi rival karena sama-sama menyukai satu perempuan, tetapi dari keduanya tidak ada yang berhasil mendapatkan hati perempuan tersebut. Satu lagi adalah Soni dia seseorang yang ngeelin, karena seperti artis kecil, meski kita juga sering ngerjain dia, tapi tetaplah kita sering kumpul bareng apalagi kalau malam minggu kita biasanya keluar bareng dan makan nasi goreng bareng. Dan mereka semua satu tingkat diatas atau lebih tua satu tahun denganku
Kembali ke cerita sebelumnya, aku mendengar kabar bahwa si Nuri sedang dekat dengan laki-laki lain, yah cemburu sih, tapi sudah menjadi hak dia, dan aku siapa emang, ga bisa dong mengatur dia, tidak ada yang spesial antara diriku dan dia. hetdeh. Besoknya aku mendengar kabar, ternyata mereka hanya teman sekelas, dan lelaki itu kerumahnya untuk mengerjakan tugas bareng ko, di rumahnya waktu itu juga ramai, memang kerjaan Ali saja itu yang manas-manasin aku. kejadian itu membuat ku lebih ingin mengungkapkan perasaan sayang ku ke Nuri, tapi sekali lagu aku malu, aka tak punya keberanian dalam mengungkapkan, disamping dia memang perempuan yang baik hati, cantik dan aku takut kalau aku tidak diterima olehnya
Kembali ke cerita sebelumnya, aku mendengar kabar bahwa si Nuri sedang dekat dengan laki-laki lain, yah cemburu sih, tapi sudah menjadi hak dia, dan aku siapa emang, ga bisa dong mengatur dia, tidak ada yang spesial antara diriku dan dia. hetdeh. Besoknya aku mendengar kabar, ternyata mereka hanya teman sekelas, dan lelaki itu kerumahnya untuk mengerjakan tugas bareng ko, di rumahnya waktu itu juga ramai, memang kerjaan Ali saja itu yang manas-manasin aku. kejadian itu membuat ku lebih ingin mengungkapkan perasaan sayang ku ke Nuri, tapi sekali lagu aku malu, aka tak punya keberanian dalam mengungkapkan, disamping dia memang perempuan yang baik hati, cantik dan aku takut kalau aku tidak diterima olehnya
Tahun pun sudah bergati dan tiba saatnya aku duduk di bangku SMA. Sampai saat ini pun aku belum berani mengungkapkan perasaan ku, dan sekarang kita tidak berada di sekolah yang sama, dia masih duduk di angku SMP, aku tidak bisa lagi cur-curi pandang seperti ketika aku masih SMP, sms-an pun jarang, yang terakhir dia menyelamati ku karena mendapat SMA yang favorit di kotaku. meskipun kita masih bertemu dalam acara remaja, tetapi itu hanya satu atau dua minggu sekali.
Kehidupan ku sebagai siswa SMA pun tidak banyak berubah, aku masih malu untuk mendekati seorang perempuan, ya paling hanya sekedar temen ngobrol biasa, dan ga sampai tahap PDKT. Teman baru juga ku dapat di SMA, meski aku hanya akrab dengan teman sekelasku tetapi hubungan kita solid, kita sering jalan2 ketika liburan. di waktu SMA pun aku masih sering mengikuti kumpulan remaja di rumah, bersama Ali, Sandi, Dani, dan Soni kita juga masih sering bermain
Hingga pada akhirnya Nuri pun lulus SMP dan akan melanjutkan SMA-nya. dia memilih untuk sekolah di luar kota, meski seminggu sekali ia pulang tetapi waktu untuk bertemu dengannya sudah seusah, karena dia juga sudah jarang mengikuti perkumpulan remaja. Sebelumnya sih dia sering sms dan cerita kepadaku, memang dia ingin sekolah di kotaku, tetapi dia tidak di terima di SMA favorit, dan dia lebih memilih sekolah yang favorit di kota seberang yang padahal sekolah itu lebih baik dari pada sekolah ku yang juga favorit, aku juga bingung, disana ia diterima sedangkan disini tidak diterima. Yah, pada akhirya aku masih malu mengungkapkan perasaanku dan aku masih taku kalau aku tidak diterima oleh dia.
Kehidupanku hari berganti hari ya hanya belajar, meski sering bermain di waktu senggang, di waktu pulang sekolah aku juga masih sering bermain dengan temanku dan di waktu libur masih ada teman rumah yang selalu bersama. Hingga pada akhirnya teman-teman rumahku lulus sekolah, dan meninggalkan perkumpulan remaja karena kesibukan mereka ada yang keluar kota untuk lanjut ke universitas, ada yang bekerja. dan pada akhirnya aku-pun sudah tidak aktif karena waktu senggangku di isi untuk bimbel supaya mendapat universitas favorit.
Kehidupan untuk perguruan tinggi pun sudah di depan mata olehku, aku lulus sekolah, dan pada saat itu pun aku diterima di sebuah perguruan tinggi ternama. aku sangatlah senang dan bersyukur sekali kepada sang Pencipta. tetapi di balik kebahagiaan itu aku sedih karena akan berpisah dengan keluargaku karena aku harus meninggalkan kota ini untuk menuntut ilmu. aku juga sedih aku masih belum bisa mengungkapkan perasaan ku dan takut kalau dia memang sudah melupakanku. tetapi sms semangat darinya membuat aku lebih yakin kalau aku bisa menjaga hati ini hingga saatnya akus sukses dan berani untuk mengungkapkan perasaan ku.
Kehidupanku saat kuliah ya aku berpikir coba untuk mempunyai kekasih disini, tetapi aku tetap tidak bisa, aku selalu berpikir tentang Nuri, dan setiap kali aku mendekati perempuan disini aku selalu gagal untuk mencoba. meskipun aku tidak tahu kabarnya disana, dan apakah dia juga mempunyai seorang kekasih, tapi aku tetaplah menjaga hati ini.
Setahun pun sudah berlalu ini waktunya aku berlibur pulang kekotaku, dan aku juga mendapat kabar kalau Nuri juga lulus SMA dari Sandi. Tetapi aku juga mendengar kabar yang membahagiakan dan menyedihkan bahwa Nuri sudah di lamar oleh seorang lelaki yang sudah mapan. Hatiku berdegup kencang, inginmenangis tetapi aku masih bisa menahannya. Teman-Temanku menyemangatiku dan bilang kalau perempuan bukan hanya dia. Aku juga mulai berpikir, sebagai seorang yang mencintainya, melihat dia bahagia seharusnya tidak membuat ku merasa sedih dan kecewa, toh aku pun sampai sekarang tidak pernah menyampaikan perasaan ku kepada dia dan selalu takut, salahku, dan aku juga belum sukses, dan belum bisa menikahi dia. tidak ada alasan aku harus bersedih dan tidak merelakannya. pada akhirnya aku pun memberi selamat saat dia menuju meja pelaminan.
Aku pun melanjutkan kuliah ku, dengan hati yang hampa, dan melihatnya berjalan bahagia di kehidupan barunya. Masa-masa kuliahku pun di jalani dengan serius, tidak ada ekasih sampai saat ini dan teman-temanku di sini selal menemani dan kita sering bermain pegi ke luar kota, yang penting senang-senang tanpa memikirkan perempuan dahulu. hemmm
Dua tahun kemudian tak terasa aku sudah mau menjadi angkatan tua. yah sudah waktunya memikirkan tahap selanjutnya sih. tanpa kesedihan lagi, meski masih teringat akan dia tapi itu membuat aku semangat dalam mencapai kesuksesanku.
Hingga pada akhirnya aku-pun menemukan titik kesedihanku yang terdalam, aku mendengar Nuri meninggalkan dunia ini selama-lamanya. seketika itu aku langsung pulang kerumah, temanku pun menenangkanku dan menjemputku di terminal langsung kerumah Nuri. pada saat itu Nuri sudah dimakamkan, terlihat jelas suaminya masih menangis akan kepergiaanya. Aku berusaha untuk tabah, mereka menceritakan kepadaku tentang kepergian Nuri karena kecelakaan yang ia timpa. Kondisi ini aku tidak berlarut sedih, ia temanku dan ia juga adalah cinta pertamaku, jika aku terus menangisinya dia pun akan bersedih di sana, aku dan temanku pun juga menenangkan suaminya karena ditinggal terlalu cepat.
Hari terus berganti dan aku masih berada di rumah karena masih dalam kondisi berkabung, hingga adiknya Nuri datang kepadaku dan memberikanku catatan dari Nuri, aku sempat bingung, mengapa catatan ini diberikan kepadaku. Aku baca kata demi kata hingga aku meneteskan air mata tetes demi tetes karena dalam catatan itu Nuri pun mencintai aku, tetapi dia malu dan dia takut kalau aku tidak mencintainya. Air mataku pun semakin deras membaca buku catatannya, sama persis seperti yang ku alami, dan di buku itu dia menceritakan kalau dia menikah karena ia tidak ingin membebankan orang tuanya untuk membiayai kuliah dan dia malu untuk mengungkapkan perasaannya kepadaku di waktu dia di lamar. Tetapi aku pikir karena aku juga tidak pernah mengatakan perasaanku. Sampai saat ini yang ada dipikiranku hanya "Andai saja waktu itu". Semua sudah terlambat untuk di ulang dan aku sekarang aku hanya bisa tabah menjalani hidupku dan berdoa untuknya. SEKIAN
Kehidupan ku sebagai siswa SMA pun tidak banyak berubah, aku masih malu untuk mendekati seorang perempuan, ya paling hanya sekedar temen ngobrol biasa, dan ga sampai tahap PDKT. Teman baru juga ku dapat di SMA, meski aku hanya akrab dengan teman sekelasku tetapi hubungan kita solid, kita sering jalan2 ketika liburan. di waktu SMA pun aku masih sering mengikuti kumpulan remaja di rumah, bersama Ali, Sandi, Dani, dan Soni kita juga masih sering bermain
Hingga pada akhirnya Nuri pun lulus SMP dan akan melanjutkan SMA-nya. dia memilih untuk sekolah di luar kota, meski seminggu sekali ia pulang tetapi waktu untuk bertemu dengannya sudah seusah, karena dia juga sudah jarang mengikuti perkumpulan remaja. Sebelumnya sih dia sering sms dan cerita kepadaku, memang dia ingin sekolah di kotaku, tetapi dia tidak di terima di SMA favorit, dan dia lebih memilih sekolah yang favorit di kota seberang yang padahal sekolah itu lebih baik dari pada sekolah ku yang juga favorit, aku juga bingung, disana ia diterima sedangkan disini tidak diterima. Yah, pada akhirya aku masih malu mengungkapkan perasaanku dan aku masih taku kalau aku tidak diterima oleh dia.
Kehidupanku hari berganti hari ya hanya belajar, meski sering bermain di waktu senggang, di waktu pulang sekolah aku juga masih sering bermain dengan temanku dan di waktu libur masih ada teman rumah yang selalu bersama. Hingga pada akhirnya teman-teman rumahku lulus sekolah, dan meninggalkan perkumpulan remaja karena kesibukan mereka ada yang keluar kota untuk lanjut ke universitas, ada yang bekerja. dan pada akhirnya aku-pun sudah tidak aktif karena waktu senggangku di isi untuk bimbel supaya mendapat universitas favorit.
Kehidupan untuk perguruan tinggi pun sudah di depan mata olehku, aku lulus sekolah, dan pada saat itu pun aku diterima di sebuah perguruan tinggi ternama. aku sangatlah senang dan bersyukur sekali kepada sang Pencipta. tetapi di balik kebahagiaan itu aku sedih karena akan berpisah dengan keluargaku karena aku harus meninggalkan kota ini untuk menuntut ilmu. aku juga sedih aku masih belum bisa mengungkapkan perasaan ku dan takut kalau dia memang sudah melupakanku. tetapi sms semangat darinya membuat aku lebih yakin kalau aku bisa menjaga hati ini hingga saatnya akus sukses dan berani untuk mengungkapkan perasaan ku.
Kehidupanku saat kuliah ya aku berpikir coba untuk mempunyai kekasih disini, tetapi aku tetap tidak bisa, aku selalu berpikir tentang Nuri, dan setiap kali aku mendekati perempuan disini aku selalu gagal untuk mencoba. meskipun aku tidak tahu kabarnya disana, dan apakah dia juga mempunyai seorang kekasih, tapi aku tetaplah menjaga hati ini.
Setahun pun sudah berlalu ini waktunya aku berlibur pulang kekotaku, dan aku juga mendapat kabar kalau Nuri juga lulus SMA dari Sandi. Tetapi aku juga mendengar kabar yang membahagiakan dan menyedihkan bahwa Nuri sudah di lamar oleh seorang lelaki yang sudah mapan. Hatiku berdegup kencang, inginmenangis tetapi aku masih bisa menahannya. Teman-Temanku menyemangatiku dan bilang kalau perempuan bukan hanya dia. Aku juga mulai berpikir, sebagai seorang yang mencintainya, melihat dia bahagia seharusnya tidak membuat ku merasa sedih dan kecewa, toh aku pun sampai sekarang tidak pernah menyampaikan perasaan ku kepada dia dan selalu takut, salahku, dan aku juga belum sukses, dan belum bisa menikahi dia. tidak ada alasan aku harus bersedih dan tidak merelakannya. pada akhirnya aku pun memberi selamat saat dia menuju meja pelaminan.
Aku pun melanjutkan kuliah ku, dengan hati yang hampa, dan melihatnya berjalan bahagia di kehidupan barunya. Masa-masa kuliahku pun di jalani dengan serius, tidak ada ekasih sampai saat ini dan teman-temanku di sini selal menemani dan kita sering bermain pegi ke luar kota, yang penting senang-senang tanpa memikirkan perempuan dahulu. hemmm
Dua tahun kemudian tak terasa aku sudah mau menjadi angkatan tua. yah sudah waktunya memikirkan tahap selanjutnya sih. tanpa kesedihan lagi, meski masih teringat akan dia tapi itu membuat aku semangat dalam mencapai kesuksesanku.
Hingga pada akhirnya aku-pun menemukan titik kesedihanku yang terdalam, aku mendengar Nuri meninggalkan dunia ini selama-lamanya. seketika itu aku langsung pulang kerumah, temanku pun menenangkanku dan menjemputku di terminal langsung kerumah Nuri. pada saat itu Nuri sudah dimakamkan, terlihat jelas suaminya masih menangis akan kepergiaanya. Aku berusaha untuk tabah, mereka menceritakan kepadaku tentang kepergian Nuri karena kecelakaan yang ia timpa. Kondisi ini aku tidak berlarut sedih, ia temanku dan ia juga adalah cinta pertamaku, jika aku terus menangisinya dia pun akan bersedih di sana, aku dan temanku pun juga menenangkan suaminya karena ditinggal terlalu cepat.
Hari terus berganti dan aku masih berada di rumah karena masih dalam kondisi berkabung, hingga adiknya Nuri datang kepadaku dan memberikanku catatan dari Nuri, aku sempat bingung, mengapa catatan ini diberikan kepadaku. Aku baca kata demi kata hingga aku meneteskan air mata tetes demi tetes karena dalam catatan itu Nuri pun mencintai aku, tetapi dia malu dan dia takut kalau aku tidak mencintainya. Air mataku pun semakin deras membaca buku catatannya, sama persis seperti yang ku alami, dan di buku itu dia menceritakan kalau dia menikah karena ia tidak ingin membebankan orang tuanya untuk membiayai kuliah dan dia malu untuk mengungkapkan perasaannya kepadaku di waktu dia di lamar. Tetapi aku pikir karena aku juga tidak pernah mengatakan perasaanku. Sampai saat ini yang ada dipikiranku hanya "Andai saja waktu itu". Semua sudah terlambat untuk di ulang dan aku sekarang aku hanya bisa tabah menjalani hidupku dan berdoa untuknya. SEKIAN
bagus ceritanya kaka,, lanjutin lagi dong :*
ReplyDeleteaku terharu banged kaka. boleh kenalan ga? :)
Delete