sekali lagi dan lagi, cinta sangat tak kumengerti. selalu ku alami kebodohanku ini, selalu ku salah langkah menghadapinya, ingin ku akhiri, tapi bagaimana?
Ayah kau memang tak pernah mengajarkanku bagaimana caranya mendapat cinta, kulihat dari beberapa fotomu kau banyak dekat dengan wanita, tapi kau mendapat ibuku yang sangat spesial, meski kau tak begitu saling mengenal padahal rumahmu bersebelahan, karena perbedaan umur yang selisih 6 tahun, dan kau ayah sejak SMP sudah pergi ke jakarta
Ibu kau sering menceritakan kisahmu kepadaku, tidak seperti ayah, saya mulai mengerti rumitnya kehidupan cintamu, saya sempat sedih mendengar ceritamu dahulu, tapi kau akhirnya mendapatkan cinta ayahku, cinta sejati, yang meski sampai sekarang dalam kesederhanaan, kau mampu bertahan 4 tahun tanpa anak, dan sudah 31 tahun umur pernikahan kalian..
Ibu kau sering bertanya kehidupan cintaku, tapi aku tak pernah menjawab, harus ku katakan seperti apa? aku hanya bisa menjawab bahwa sampai saat ini aku masih sendiri, ya terkadang saya suka curhat kepadamu, kau memberiku saran, dan mengatakan jodoh ada saatnya, terkadang tidak terduga-duga, dia selalu berpesan kepadaku supaya jangan sampai menyakiti hati wanita. Ibu sepertinya sekarang aku harus curhat kepadamu, aku butuh saranmu, tapi kini sekarang saya jauh, mungkin nanti ada saatnya kuceritakan semuanya
Ibu aku tidak seperti kakak yang selalu berdampingan dengan pilihannya, sampai seisi rumah pernah heboh karena percintaanya,, sampai pada akhirnya sekarang dia bahagia memilih seseorang pria yang akan selalu melindunginya,
Aku selalu gagal mendapat cinta, kebanyakan, entah aku memang bodoh atau aku yang selalu telat tuk menyatakan atau keberanianku yang kurang atau perasaan takutku jika menyakiti seseorang. dan ibu,, aku ingin cerita bahwa untuk kali ini aku mengalami kebodohanku lagi, aku terlalu terbawa suasana, aku sekali lagi gagal mengungkapkan, mungkin setelah kebodohanku kemarin dia akan menjauh ibu, tapi untuk ini saya memang bingung, saya selalu berpikir terlalu jauh kedepan, saya takut kalau pada akhirnya akan kehilangannya, saya takut jika saya hanya sebagai pelampiasannya, meski memang saya tidak tahu hatinya, memang salah jika saya hanya berspekulasi seperti itu. Sekarang saya bingung harus memulainya lagi seperti apa, apa kukatakan saja saat ini, tapi saya takut, takut gagal, keberanianku tiba2 menghilang, apa harus kurelakan saja? ya seperti yang lalu saya bisa melupakannya, tapi, butuh waktu, ya itu tak sebentar, pasti. Sampai ku mengetik ini saya belum tahu keputusan apa yang saya ambil, dan akan ku pastikan secepatnya.
Rasanya kuingin mengakhiri semua ini, tapi saya belum siap ibu, siapa sih yang tidak ingin menikah cepat. mungkin perlu dua atau tiga tahun lagi saya akan menyiapkan semuanya, saya hanya minta doa darimu, semoga semua kehidupanku saat ini lancar, hingga tibalah waku tersebut datang.
sabar kawan, jodoh dan kebahagiaan pasti akan datang untukmu.... tetap berdoa dan tawakal.
ReplyDelete